: pri Nugraha
Kita tinggal di sebuah kota. Jalan yang riuh. Lampu – lampu kuning teduh, menyala bergantian tiap malam. Taman dengan pohon akasia. Gedung – gedung tinggi berjendela lebar. Dan orang – orang yang tak pernah bertegur sapa.
Kita berjalan bersisian. Menyusuri jalan kecil kota ini. Menyaksikan kilas awan bergerak pelan, menyisakan sedikit pijar bintang, menerangi langkah-langkah kita, yang tak juga lelah.
Kau dan aku menyukai malam, juga mengagumi hujan.
Kadang kita saling memeluk, saat angin bertiup, membawa hawa dingin. Kadang kita hanya terdiam, mendengarkan gerak daun dan suara-suara samar yang terbawa udara dari kejauhan. Seringkali kita bicara tak karuan, tentang utara, tentang pagi yang menyenangkan, malam yang menyimpan kehampaan, serta masa silam yang penuh kenangan.
Kita sama-sama mencari.
Kekasihmu datang, suatu pagi. Dari negeri di Selatan, ia kembali dengan tawa yang sering kauangankan. Dan kau berlalu, sebentar saja, katamu.
Akhir januari, di bangku yang biasa, kuhabiskan malam. Di bawah pohon yang sama, kusaksikan bulan. Di malam yang sama, kudekap hati sendiri yang gigil. Di bawah hujan yang sama, kubiarkan luka menganga.
Leave a comment